BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penyakit
periodontal merupakan penyakit infeksi yang pada umumnya menimbulkan peradangan
sebagai efek kontrol level glikemik pada penderita diabetes. Keparahan
periodontitis pada penderita Diabetes Mellitus men-ingkatkan resiko pada
kontrol glikemik yang buruk. Studi ini mendukung penampakan klinis.
Sebelumnya dan membuktikan secara
epidemiologi terjadinya periodontitis yang parah adalah faktor resiko untuk
kontrol glike-mik yang buruk. TNF α dan citokin lain ditemukan terkait dengan
kerusakan periodontal telah dilaporkan men-ganggu aksi insulin dan berakibat
perubahan metabolik selama terjadinya infeksi. Analisa yang ditunjukkan dis-ini
mendukung kejadian periodontitis yang parah sebagai faktor resiko akibat
kontrol glikemik yang buruk.
Penyakit Diabetes Mellitus, biasa
dise-but dengan penyakit gula atau kencing ma-nis, merupakan penyakit kronis
yang akan diderita pasien seumur hidupnya. Diabetes Mellitus merupakan penyakit
gangguan me-tabolisme karbohidrat karena defisiensi in-sulin yang ditandai
dengan meningkatnya kadar gula dalam darah dan adanya gula dalam urine
(glukosuria).1
Kondisi yang ditimbulkan oleh
penyakit Diabetes Mellitus akan memberikan dampak yang luas antara lain
penyakit jantung, stroke, kerusakan pembuluh darah periph-eral, retinopati
diabetes, nefropatik diabetes, serta neuropati diabetes, dan salah satu yang
tercatat adalah penyakit periodontal.1
Penyakit periodontal adalah suatu
keadaan peradangan dan degenerasi dari jar-ingan lunak dan tulang penyangga
gigi dan bersifat kronis, kumulatif dan progressive. Etiology penyakit ini
sangat komplek, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. Umumnya penyebabnya
adalah faktor lokal, namun akan menjadi lebih parah dengan keadaan sistemik
yang kurang menguntungkan antara lain Diabetes Mellitus.2
Diabetes Mellitus merupakan salah
satu penyakit sistemik yang dapat berperan seba-gai faktor resiko bagi
terjadinya periodonti-tis dan akan memperparah kondisi kesehatan periodonsium.3
Beberapa studi menunjukkan adanya
hubungan timbal balik antara penyakit Dia-betes Mellitus dengan kondisi
inflamantori oral atau periodontitis. Keduanya saling mempengaruhi. Diabetes
Mellitus mening-katkan kemungkinan berkembangnya pen-yakit periodontal,
sebaliknya periodontitis memperburuk kontrol glikemik pada orang dengan riwayat
Diabetes. Pengobatan perio-dontal dapat mempengaruhi control glike-mik, dengan
mengurangi beban bakteri dan respon inflamatori.3
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan
Pustaka
Diabetes Mellitus adalah suatu
sin-droma klinis yang ditandai dengan hyper-glikemia oleh defisiensi insulin
yang abso-lute dan relative.4
Seseorang disebut Diabetes Mellitus,
bila kadar gula darah (glukosa) pada plasma vena diatas 200 mg/dl dan darah
kapiler diatas 200 mg/dl. Sedangkan kadar glukosa darah saat puasa diatas 126
mg/dl (plas-mavena) dan diatas 110 mg/dl (darah kapiler). Tingginya kadar gula
darah adalah akibat ketidak normalan sekresi insulin dan aksi insulin. 1
Insulin merupakan hormon protein
yang disekresi oleh sel beta Langerhans di pan-creas. Fungsi insulin sendiri
sebagai reseptor bagi sel untuk menerima glukosa. Tanpa insulin glukosa tidak
dapat masuk dalam sel sehingga kadar glukosa dalam darah men-ingkat.1
Insulin dapat mempengaruhi pembuluh
darah secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh secara langsung, dengan
mem-pengaruhi produksi sitokin proinflamasi. Sedangkan pengaruh tidak langsung
dengan menurunkan kadar glukosa darah pada ting-kat selular, mengurangi sekresi
citokin pro-inflamasi.5
Penyakit periodontal sendiri
disebabkan oleh bakteri dalam plak gigi dan terdapat 10 spesies telah
diidentifikasi sebagai bakteri pathogen pada penyakit periodontal, teru-tama
bakteri batang gram negative. Actino-bacillus actinomycetescomitans,
porphyro-monas gingivalis dan bacteriodes dihubung-kan dengan periodontitis.
Lesi periodontitis menunjukkan inflamasi gusi dan juga de-struksi dari ligament
periodontal dan tulang alveolar. Hal ini akan menyebabkan hi-langnya tulang dan
migrasi apical dari pertemuan epitel sehingga terjadi pocket periodontal.4
Artikel terbaru menunjukkan bahwa
pe-riodontitis dapat mempengaruhi kerentanan penyakit sistemik melalui 3 cara
yaitu den-gan faktor resiko yang ditanggung bersama-sama, oleh adanya biofilm
subgingival yang bertindak sebagai reservoir bakteri gram negative dan melalui
periodontium yang bertindak sebagai mediator inflamasi .4
2.2 Jenis Diabetes
a.
DM tipe 1 :
Diabetes yang timbul karena adanya
kerusakan sel-sel beta pada pancreas. Pada penderita timbul defisiensi insulin
secara absolute, yang disebabkan adanya reaksi outoimune karena kerusakan sel
beta Langerhans di pancreas. Penderita biasanya mudah mengalami ketoacidosis
dan terjadi fluktuasi kadar gula darah plasma. Jika tidak dirawat akan timbul
manifestasi dan gejala : polyuria, polydipsia, dan polypagi, pruritis,
kelemahan dan kelelahan.1,5
b.
DM tipe 2 :
Penderita memiliki insulin dalam
jum-lah normal atau berlebih namun terjadi ke-kurangan jumlah reseptor insulin
sehingga glukosa sulit masuk dalam sel. Akibatnya sel kekurangan glukosa dan
terladi pening-katan kadar gula darah. 1
c.
DM Gestational :
DM yang timbul selama kehamilan (glucosa intolerance). Anak yang lahir
dari ibu dengan DM gestational beresiko men-galami kegemukan dan diabetes pada
usia muda.1
d.
DM tipe lain:
Meliputi DM defek genetic fungsi sel
beta, defek genetic kerja insulin, penyakit eksokrim pancreas, endikrinopati
dan lain-lain.1
2.3 Komplikasi Diabetes Mellitus
Hiperglikemia yang terjadi pada
Diabe-tes Mellitus bertanggung jawab terhadap timbulnya berbagai komplikasi.
Hypergly-cemia menghasilkan terbentuknya formasi advanced glycation end product (AGEs) non ensimatik pada makromolekul jaringan. Akumulasi dari AGEs
dalam plasma dan jaringan lunak pada penderita diabetes dapat dihubungkan pada
timbulnya komplikasi diabetic. Terdapat beberapa spekulasi bahwa terbentuknya
AGE yang berlebihan pada jaringan gingival menyebabkan permeabili-tas vascular
yang lebih besar, kerapuhan serat kolagen dan terjadi kerusakan baik pada
jaringan ikat nonmineralisasi dan tu-lang.3
Komplikasi jangka panjang dapat
ter-jadi pada DM tipe 1 dan 2. Komplikasi makrovaskuler termasuk penyakit
jantung, penyakit cerebrovascular dan penyakit pe-ripheral vascular. Komplikasi
mikrovascular termasuk retinophaty, nephrophaty dan neu-ropathy. Komplikasi
oral menunjukkan adanya luka yang sukar sembuh dan xerostomia, seperti halnya
meningkatnya penyakit periodontal. 5
Penyakit periodontal telah
ditetapkan sebagai komplikasi diabetes urutan keenam. Menurut Bridges dan
kawan-kawan bahwa diabetes dapat mempengaruhi semua pa- rameter periodontal,
termasuk skor bleeding, probing depth, hilangnya perlekatan dan tanggalnya
gigi.6
Penelitian terbaru telah dilakukan
untuk menentukan jika keberadaan penyakit perio-dontal mempengaruhi kontrol
dari diabetes sendiri. Menurut Grossi dan kawan-kawan bahwa keefektifan kontrol
infeksi periodon-tal pada penderita diabetes akan mengurangi tingkat AGEs dalam
serum. Tingkat pen-gendalian glikemik merupakan faktor kunci. Kadar glukosa
pada penderita Diabetes Mel-litus yang terkontrol dengan baik dapat menyebabkan
penurunan terjadinya infeksi 6
2.4 Pengaruh Diabetes Mellitus Terhadap Jaringan Periodontal
Menurut Grossi dan Genco
terben-tuknya advanced glycation end
product (AGE) merupakan senyawa
kimiawi yang berasal dari glukosa,
secara irreversible, dan terbentuknya secara pelan tetapi kontinyu seiring peningkatan
kadar glukosa darah. Penimbunan AGE dapat terjadi di dalam plasma dan jaringan,
termasuk jaringan gin-gival pada penderita Diabetes Mellitus.3
Sel-sel pada endothelial, otot
polos, neuron dan monosit memiliki sisi pengikat (binding site) AGE pada permukaannya yang dinamakan reseptor AGE
(RAGE). Ikatan antara AGE dengan sel-sel endothe-lial menyebabkan terjadinya
lesi vaskuler, trombosis, dan vasokonstriksi pada pende-rita DM. AGE yang telah
berikatan dengan monosit akan meningkatkan kemoktasis dan aktivasi monosit yang
diiringi dengan men-ingkatnya jumlah sitokin proinflamatori yang dilepas,
seperti TNF-α, IL-1 dan IL-6. Ikatan AGE dengan RAGE pada fibroblast
mengakibatkan gangguan remodeling jarin-gan ikat, sedangkan ikatan AGE dengan
ko- lagen mengakibatkan menurunnya solubili-tas dan laju pembaharuan kolagen.3
Buruknya control gula darah dan
men-ingkatnya pembentukan advanced
glayca-tion end products menginduksi stress oksi-dan pada gingival sehingga
memperparah kerusakan jaringan periodontal. 3
Beberapa penelitian yang menunjukkan
pengendalian diabetes mellitus untuk mem-perbaiki kondisi penyakit jaringan
periodon-tal telah banyak dilalukan. Penelitian yang dilakukan di Arab Saudi
misalnya menun-jukkan hubungan antara penyakit periodon-tal dengan
tingkat/kadar glukosa darah pada penderita DM tipe II, dimana tingkat keparahan
penyakit periodontal semakin meningkat dengan adanya peningkatan ka-dar glukosa
darah dan meningkatnya com-munity periodontal index of treatment needs (CPITN)
score.7 Penelitian lainnya, menun-jukkan efek instruksi oral hygiene
pada penderita DM type II dapat memberi efek positif pada kontrol metabolik
penderita di-mana score fasting blood glucosa level (FBGL) dan score gingival
crevicular fluid (GCF) berkurang.8. Penelitian dari Debora C dan
kawan-kawan menunjukkan terapi non surgical pada pasien DM terbukti efektif
menurunkan kadar gukosa dan menurunkan parameter klinik adanya infeksi
periodon-tal.6
Menurut Christgau dan kawan-kawan
terapi secara mekanik tidak akan memberi efek terhadap kadar glukosa hemoglobin
(HbA1) jika control diabeticnya kurang/jelek. 8
Penyakit periodontal berat
seringkali muncul bersamaan dengan Diabetes Melli-tus. Diabetes juga merupakan
faktor p bab penyakit periodontal yang berat. Dapat juga terjadi sebaliknya
adanya penyakit periodontal akan memperparah kondisi dia-betes. Penyakit
periodontal mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit sistemik ter-masuk DM.
Kebanyakan penelitian mempe-lajari hubungan antara infeksi oral dan pen-yakit
sistemik yang berkaitan dengan pen-yakit periodontal sebagai infeksi oral yang
paling umum.
Ditetapkan bahwa Diabetes Mellitus
kemungkinan besar menjadi penyebab pen-yakit periodontal dibandingkan dengan
non diabetes. Salah satu mekanisme yang me-mungkinkan mengenai mengapa diabetes
dapat menyebabkan penyakit periodontal adalah adanya penimbunan
glucose-mediated AGE yang mempengaruhi migrasi dan aktivitas fagositosis dari
mononuclear dan polymorphonuclear phagochytic cells.6
DM cenderung meningkatkan
susepti-bilitas terjadinya infeksi termasuk infeksi oral serta menurunkan
efektifitas sel-sel yang bekerja untuk membunuh bakteri. Pen-ingkatan inflamasi
pada DM disebabkan adanya peningkatan kadar level mediator inflamatori pada
cairan gingival crevicular di kantong periodontal pada pasien DM yang tidak
terkontrol, dibanding orang tanpa DM atau yang diabetnya terkontrol. Sitokin
proinflamatori (TNF-α) memainkan peranan penting dalam proses ini.
Periodontitis di-hubungkan dengan meningkatnya level TNF-α. Meningkatnya TNF-α dapat
menye-babkan terbunuhnya sel-sel yang memper-baiki tulang dan jaringan ikat dan
dapat mengeksaserbasi resistensi insulin dan memperburuk kondisi glikemik.1,9
Perubahan pada jaringan periodontal
penderita diabetes sering terjadi pada pende-rita yang tidak terkontrol atau
kurang baik kontrolnya termasuk buruknya kontrol kadar gula darah dan
meningkatnya pembentukan AGE. AGE sendiri merupakan senyawa yang terbentuk dari
glukosa seiring mening-katnya kadar glukosa darah. Penimbunan AGE bisa terjadi
dalam plasma dan jarin-gan, termasuk gingival.6
Meningkatnya kadar gula darah dan
peningkatan AGE menginduksi stress oksi-dan pada gingival sehingga kerusakan
jarin-gan periodontal makin hebat.6
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keparahan periodontitis mempunyai
re-siko dalam perkembangan diabetes, dan pengawasan infeksi penyakit
periodontal sangat penting untuk jangka panjang pada penderita Diabetes
Mellitus. Di dalam mulut penderita Diabetes Mellitus dapat mening-katkan jumlah
bakteri sehingga menyebab-kan adanya kelainan jaringan periodontal.
Penelitian pada penderita Diabetes
Mel-litus yang tidak terkontrol dapat mengaki-batkan terjadinya penyakit
jaringan perio-dontal yang lebih parah. Kontrol diabetes meliputi cara
perawatan periodontitis kronis yang telah terjadi pada penderita diabetes.
Perawatan tersebut bertujuan untuk mencegah keparahan lebih lanjut dari
pen-yakit periodontal dan untuk mencegah ke-lainan sistemik yang lebih parah.
Penanganan ataupun pengawasan
penderita diabetes dengan kontrol kadar gula darah akan mempengaruhi
keberhasilan perbaikan klinis. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes
Mellitus yang terkontrol baik akan menurunkan terjadinya infeksi. Jadi faktor
yang sangat berpengaruh terha-dap penurunan penyakit periodontal pada penderita
Diabetes Mellitus dengan men-gendalikan kadar glukosa darah. Semakin rendah
kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus makin baik kondisi jaringan
periodontalnya.
3.2 Saran
Kami
sarankan agar penderita Diabetes Mellitus mengurangi kadar gula dari makanan
yang banyak mengandung karbohidrat atau minuman seperti teh manis. Karena
penderita Diabetes Mellitus sangat berpengaruh terhadap penyakit periodontal.
1.
Anonim, Mengenali Diabetes atau Kencing
Manis, OTC Digest, Edisi 2, Tahun I, 9 Oktober 2006.
2.
Agtini MD, Epidemiologi dan Etiologi
Penyakit Periodontal, Cermin Dunia Ke-dokteran No. 72, 1991.
3.
Saidina Hamzah Dalimunthe, Hubungan
Timbal Balik Antara Periodontitis Den-gan Diabetes Mellitus, Dentika Dental
Journal Vol 8, No. 2, 2003: 120-125
4.
LI X, Kolltveit KM, Tronstad L, and
Ol-sen I, Systemic Diseases Caused By Oral Infection, Clin Microbial Review
2000 Oct; 13(4); 547-549.
5. Debora C. Matthews,
DDS, Dip. Pe-rio,MSc.The Relationship Between Dia-betes and Periodontal
Disease, J Can Dent Assoc. 2002; 68